Bahasa Jepang susah ngak sih?

Bahasa Jepang susah ngak sih?
Pertanyaan tersebut di atas sering kali terlontar dari mulut teman-teman saya yang ingin belajar bahasa Jepang. Dan sudah tentu jawaban dari saya “gampang kok”. Tapi apa memang benar gampang??? Oke, saya akan coba berikan sedikit gambaran mengenai perbandingan antara bahasa Jepang dengan bahasa Asing lainnya terutama Bahasa Inggris.
Lafal Bahasa Jepang
Untuk bagian ini, saya yakin bahwa Bahasa Jepang jauh lebih mudah dibandingkan dengan Bahasa Inggris. Bahasa Jepang hanya mempunyai 5 vocal yang pengucapannya sama persis dengan bahasa Indonesia. Apa yang ditulis sama dengan apa yang dibaca (namun ada sedikit pengecualian untuk beberapa huruf).
Tata Bahasa Jepang
• Bahasa Jepang hanya mempunyai 2 tenses, yaitu bentuk present (termasuk future) dan bentuk lampau. Sedangkan Bahasa Inggris mempunyai jauh lebih banyak tenses.
• Kata benda dalam bahasa Jepang tidak mengenal single dan plural, berbeda dengan Bahasa Inggris yang menerapkan konsep tersebut.
• Konjugasi kata kerja dalam Bahasa Jepang memang agak sedikit sulit, namun apabila kamu tahu aturan perubahan tersebut, maka akan menjadi mudah, bahkan lebih mudah dari Bahasa Inggris.
Susunan Kalimat Bahasa Jepang
Menurut saya point inilah yang agak sedikit merepotkan kita. Mengapa? Susunan kalimat Bahasa Jepang menggunakan pola yang tidak lazim digunakan oleh bahasa lainnya. yaitu “Subjek – Objek – Predikat”. Kalau kata murid saya, susunan kalimat bahasa Jepang “jungkil balik”.
Huruf Jepang
Saya dan seluruh pembelajar Bahasa Jepang lainnya mungkin sependapat bahwa bagian inilah yang dianggap sebagai bagian yang paling sulit dari Bahasa Jepang. Seperti kita ketahui, bahasa Jepang mempunyai 3 jenis tulisan, yaitu hiragana, katakana dan kanji. Untuk huruf hiragana dan katakana mungkin tidak terlalu sulit untuk dipelajari, namun untuk bagian kanji akan sangat melelahkan dalam mempelajarinya. Bayangkan saja, kita harus dapat hafal sekitar 2,000 kanji untuk bisa membaca koran dengan lancar.
Kosakata
Menurut survey dari National Institute for Japanese Language, majalah Bahasa jepang menggunakan sekitar 30,000 kata, namun 90% dari kata tersebut dibentuk dari sekitar 10,000 kata. Jadi kosakata Bahasa Jepang yang perlu kamu ketahui ada sekitar 10,000 kata (Untuk tingkat mahir).
Jumlah tersebut memang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Bahasa Inggris atau Spanyol yang hanya membutuhkan sekitar 3,000 kata untuk bisa menguasai bahasa tersebut, sedangkan Bahasa Perancis hanya membutuhkan 2,000 kata. Data tersebut berdasarkan Kotobano Chishiki Hyakka (the Encyclopedia of Words) yang diterbitkan tahun 1995.
Data-data berupa angka yang ada pada artikel ini didapat dari artikel yang dikeluarkan oleh “Japan Times”.
Perbedaan Partikel “wa” dan “ga”
Pembahasan mengenai perbedaan ke-dua partikel ini memang selalu menjadi masalah bagi pembelajar bahasa Jepang. Memang agak sulit untuk membandingkan keduanya dikarenakan perbedaan yang sangat tipis. Pada postingan kali ini saya akan mencoba memberikan sedikit penjelasan mengenai perbedaan antara kedua partikel tersebut.
Secara umum perbedaan antara wa dan ga adalah partikel wa digunakan sebagai menanda topik/tema kalimat sedangkan partikel ga digunakan sebagai penanda subjek. Bingung?? Tentu saja!!! Penjelasan diatas adalah penjelasan umum yang sering saya temui dan sebenarnya sama sekali tidak menjelaskan mengenai perbedaan tersebut.
Oke, sekarang saya coba untuk memeberikan contoh antar keduanya:
Mukashi, mukashi, otoko no hito ga
sunde imashita.
昔、昔、男の人が住んでいました。 Dahulu kala, tinggalah seorang pria.

Otoko no hito wa totemo
yasashikatta desu.
男の人はとても優しかったです。 Pria (tersebut) sangat baik hati.

Dari kalimat diatas mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa ada yang menggunakan partikel ga dan ada yang menggunakan partikel wa. Nah, secara umum, apabila subjek kalimat baru diperkenalkan untuk pertama kalinya di dalam percakapan, maka partikel ga yang digunakan. Sedangkan partikel wa digunakan apabila subjek kalimat (dalam konteks kalimat diatas adalah otoko no hito) sudah diperkenalkan sebelumnya.
Selanjutnya, bagaimana membedakan antara kalimat: watashi wa arif desu dengan watashi ga arif desu. Mana yang benar diantara 2 kalimat tersebut? Menurut saya keduanya benar!!! Lalu apa berbedaan antara 2 kalimat tersebut? Pebedaannya hanya terletak pada penekanan kata dari si pembicara. Apabila kamu mengatakan “watashi wa Arif desu” maka kamu menekankan kata Arif sebagai informasi yang ingin kamu tekankan. Dan apabila kamu mengatakan “watashi ga arif desu” maka kamu menekankan kata watashi sebagai informasi yang ingin kamu tekankan.
A: O-namae wa ?
お名前は?
B: Watashi wa Arif desu. 
私はアリフです。 A: Namanya?

B: Saya Arif.
Informasi yang ingin ditekankan adalah “Arif”.
A: Arif san wa dare desu ka. 
アリフさんは誰ですか?
B: Watashi ga Arif desu. 
私がアリフです。 A: Arif siapa/yang mana?

B: Saya Arif.
Informasi yang ingin ditekankan adalah “watashi”.
Sebenarnya masih ada beberapa point lagi yang harus kalian ketahui dalam kaitan perbedaan antara wa dan ga, namun untuk saat ini, saya hanya menjelaskan mengenai bagian yang paling sering ditanyakan. Apabila ada yang ingin menambahkan atau mungkin mengkoreksi penjelasan diatas, silakan tambahkan di halaman

Apa itu SSW/PBS?

SSW/PBS (Specified Skilled Workers/Pekerja Berketerampilan Spesifik) adalah kebijakan keimigrasian baru dari Pemerintah Jepang berupa penambahan 2 kategori baru status visa/status residensi bagi tenaga kerja asing di Jepang, yaitu pekerja terampil (skilled workers)/SSW(i) dan pekerja ahli (expert workers)/SSW(ii). Kebijakan ini dituangkan dalam amandemen Immigration Control and Refugee Recognition Act bulan Desember 2018, yang berlaku per 1 April 2019. Pemegang visa SSW dapat bekerja di perusahaan Jepang dengan hak dan kewajiban yang sama dengan pekerja Jepang.

BUDAYA MERAYAKAN TAHUN BARU DI JEPANG

Osoji atau Beres-beres di rumah ( membersihkan rumah )
Salah satu tradisi dan juga budaya yang dimiliki oleh masyarakat Jepangadalah Oosoji. Setiap akhir tahun para masyarakat Jepang tidak terkecuali mulai dari anak kecil hingga anak remaja yang baru masuk sma hingga orang tua akan membersihkan rumah mereka. Dan tentu saja hal ini untuk membuat rumah akan terlihat bersih menjelang akhir tahun.
Kadomatsu atau Hiasan yang dipasang diRumah
Salah satu budaya dan juga tradisi yang bisa ditemukan adalah Kadomatsu yang mempunyai makna hiasan yang diletakkan di pintu rumah ketika masa tahun baru tiba. Hal ini biasanya digelar hingga awal bulan Januari. Kadomatsu yang memiliki arti hiasan rumah tersebut akan terbuat dari bahan pohon pinus dan juga bambu serta pohon prem
Shimekazari atau Hiasan yang gantung dirumah
Sama halnya dengan Kadomatsu, Shimekazari juga mempunyai arti yaitu hiasan yang akan digantung di pintu rumah. Bedanya jika Shimekazari ini akan dibuat dari berbagai macam barang yang dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan. Dan Shimekazari ini kabarnya bisa menolak kesialan atau bala bagi masyarakat Jepang.
Kagamimochi atau Makanan mochi
Salah satu upacara atau budaya yang kerap dilakukan oleh masyarakat Jepang adalah Kagamimochi. Arti dari Kagamimochi ini adalah dua mochi yang memiliki bentuk besar dan kecil. Kedua mochi ini mempunyai diameter dengan ukuran 10 hingga 20 centimeter. Kedua mochi ini akan menjadi hidangan di meja makan khusus yang dilengkapi dengan jeruk.
Osechi-Ryori atau Masakan khusus Jepang
Kebiasaan lain adalah Osechi-ryori yang artinya adalah masakan khusus yang nantinya akan disantap setiap tanggal 1 hingga tanggal 3 di tahun baru. Wacana Osechi-ryori ini awalnya ditujukan untuk meringankan beban ibu rumah tangga di dapur mereka. Apalagi di tahun baru tamu dan juga semua keluarga berkumpul, sehingga ibu rumah tangga akan sangat sibuk menyediakan masakan.
Ozoni atau Sayuran sup dan mochi
Sama halnya dengan Osechi-ryori, maka Ozoni ini juga berupa makanan yang terdiri dari sup dan juga sayuran serta mochi yang sangat lezat. Bedanya jika Ozoni ini akan disantap tepat pada saat malam tahun baru. Kebiasaan ini sudah turun temurun sejak masa lampau hingga sekarang.
Joya no Kane atau Membunyikan lonceng
Kebiasaan dan juga kegiatan tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang adalah Joya no Kane. Kebiasan ini adalah membunyikan lonceng besar yang terdapat di kuil-kuil di Jepang. Membunyikan lonceng ini biasanya akan digelar pada pukul 12 tengah malam tepat saat terjadi pergantian malam tahun baru. Lonceng ini akan dibunyikan sebanyak 108 kali.
Toshikoshi Soba atau makan soba
Salah satu makanan tradisi masyarakat Jepang yang biasa disantap ketika malam tahun baru adalah Soba. Tradisi toshikosi soba ini biasanya akan dimakan pada malam pergantian tahun. Menurut cerita bahwa dengan menyantap soba ini bisa membuat hidup akan berjalan aman dan tidak akan menemui kesulitan serta panjang umur.

Shishimai atau pertunjukan barongsai
Tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang adalah Shisimai. Menurut bahasa atau bhs Jepang bahwa Shisimai ini adalah barongsai ala Jepang. Tradisi ini diperkenalkan oleh Dinasti Tang. Pertunjukkan Shisimai ini akan digelar di kuil-kuil setempat. Biasanya acara pertunjukkan ini digelar pada saat tahun baru. Dan sudah menjadi tradisi masyarakat jepang.
Toso atau minum sake
Salah satu kebiasaan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang terutama di bagian barat Jepang adalah toso. Yaitu menikmati sake yang akan diminum di pagi hari ketika memasuki tahun baru. Meminum sake juga tidak sembarangan. Harus menggunakan 3 piring dangkal dan ditumpuk menjadi satu. Sake ini ini memiliki kandungan aneka tanaman yang mempunyai makna bisa mendatangkan keberuntungan.

Selamat Hari Guru Nasional 2023

Hari Guru tiada lain ialah untuk menghargai dan mengapresiasi pengorbanan, kerja keras, upaya, hingga pengabdian para guru di berbagai penjuri Bumi Nusantara.
Sebagaimana yang kita ketahui dan rasakan bersama, perjuangan dan beban guru dalam mengajar sangatlah berat.
Guru mengajari kita dari yang awalnya tidak bisa baca tulis menjadi lancar berliterasi dan bernumerasi. Yang lebih penting daripada itu adalah perubahan perilaku kita, dari yang awalnya kurang baik menjadi lebih baik.
Pada tahun 2021 ini, peringatan Hari Guru Nasional masih berbarengan dengan pandemi corona. Sudah hampir dua tahun sistem pendidikan kita diuji. Silih berganti dari yang sebelumnya tatap muka menjadi daring, dan dari yang sebelumnya daring dikembalikan lagi menjadi tatap muka.
Atas dasar itulah, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengambil tema HGN, “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”.
Di sebalik tema tersebut sejatinya terkandung maksud bahwa pemerintah bertumpu harapan kepada para guru di Indonesia untuk bergerak dengan hati dalam memulihkan pendidikan.
Walau demikian, sungguh guru hanyalah seorang manusia biasa yang tidak dapat berjuang seorang diri. Maksudnya, tidak cukup hanya para guru saja yang memulihkan pendidikan di tengah pandemi melainkan kita semua juga mesti ikut berkontribusi.
Siswa misalnya, dituntut untuk bersemangat dalam belajar walau seperti apa pun keadaannya. Orang tua pula demikian, mereka diminta untuk bersedia membimbing anak belajar di rumah walau dalam kondisi sulit.
Para pemangku kebijakan sudah sewajarnya menerbitkan kebijakan-kebijakan yang melindungi hak-hak guru, memudahkan pekerjaan guru, serta menyediakan fasilitas terbaik guna pemenuhan pembelajaran dan pencapaian tujuan pendidikan.
Pada akhirnya, kesimpulan yang kita dapatkan adalah, untuk memulihkan pendidikan di era pandemi diperlukan kerja sama dari berbagai pihak terutama antar sesama pelaku pendidikan. Bekerja itu melelahkan, tapi kalau gerakannya datang dari hati, maka akan timbul rasa peduli.
Selamat Hari Guru Nasional Tahun 2021. Semoga Guruku Senantiasa Sehat dan Bahagia Selalu

父の日(Hari Ayah )

Chichi no Hi merupakan salah satu bentuk perayaan di Jepang yang diadakan rutin tiap tahunnya. Chichi no Hi atau perayaan hari ayah dalam kebudayaan Jepang adalah bentuk kebudayaan yang turun-temurun dilaksanakan dalam masyarakat Jepang. Sebagai bentuk perayaan yang tiap tahun diadakan, Chichi no Hi memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Jepang.

Chichi no Hi dikenal sebagai hari ayah di Jepang yang ditetapkan pada hari minggu ketiga di bulan Juni. Chichi no Hi ini dirayakan setiap tahunnya oleh masyarakat di Jepang. Arti penting Chichi no Hi dalam lingkup masyarakat Jepang merupakan sebuah momen untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan rasa hormat.

Dalam budaya jepang, menunjukkan rasa syukur kepada seorang ayah dilakukan dengan meluangkan waktu bersama pada hari tersebut. Selain meluangkan waktu, biasanya mereka yang masih memiliki ayah memberikan hadiah atau bingkisan yang beragam isinya. Tak jarang pula, para remaja di jepang menghabiskan banyak uang untuk membeli hadiah agar dapat diberikan kepada ayahnya.

Ternyata diIndonesia juga ada Chichi no Hi (Hari Ayah). Namun tanggal dan konsepnya sedikit ada perbedaan. Pada hari ini tanggal 12 November 2023 adalah Hari Ayah di Indonesia, saya diundang dari tempat sekolah anak saya Pandu Dzikry Lamandu untuk mengikuti acara Hari Ayah disekolah IT Harum Karawang.

Saya melihat acara Hari Ayah pada hari ini cukup bagus, jalan pagi, sarapan, mendengarkan tausiah dan muhasabah bersama anak, Semoga perayaan Hari Ayah di Indonesia dibuat seperti ini khususnya daerah karawang jawa barat.

Selamat Hari Ayah semoga jasamu dikenang generasi muda penerus bangsa ini.

New Class

Halo,konnichiwa.
Bagi pemuda/di indonesia khususnya pemuda/di karawang-Jawa barat. Ayooo kembangkan skill bahasa asing anda.
Sekai Elite Education siap membantu dan mewujudkan impian kalian semua.Kini Sekai Elite Education telah bekersama dengan beberapa Sekolah di Neg Sakura Jepang.

20000

siswa

40000

Siswa

Bahasa Jepang susah ngak sih?

Bahasa Jepang susah ngak sih?
Pertanyaan tersebut di atas sering kali terlontar dari mulut teman-teman saya yang ingin belajar bahasa Jepang. Dan sudah tentu jawaban dari saya “gampang kok”. Tapi apa memang benar gampang??? Oke, saya akan coba berikan sedikit gambaran mengenai perbandingan antara bahasa Jepang dengan bahasa Asing lainnya terutama Bahasa Inggris.
Lafal Bahasa Jepang
Untuk bagian ini, saya yakin bahwa Bahasa Jepang jauh lebih mudah dibandingkan dengan Bahasa Inggris. Bahasa Jepang hanya mempunyai 5 vocal yang pengucapannya sama persis dengan bahasa Indonesia. Apa yang ditulis sama dengan apa yang dibaca (namun ada sedikit pengecualian untuk beberapa huruf).
Tata Bahasa Jepang
• Bahasa Jepang hanya mempunyai 2 tenses, yaitu bentuk present (termasuk future) dan bentuk lampau. Sedangkan Bahasa Inggris mempunyai jauh lebih banyak tenses.
• Kata benda dalam bahasa Jepang tidak mengenal single dan plural, berbeda dengan Bahasa Inggris yang menerapkan konsep tersebut.
• Konjugasi kata kerja dalam Bahasa Jepang memang agak sedikit sulit, namun apabila kamu tahu aturan perubahan tersebut, maka akan menjadi mudah, bahkan lebih mudah dari Bahasa Inggris.
Susunan Kalimat Bahasa Jepang
Menurut saya point inilah yang agak sedikit merepotkan kita. Mengapa? Susunan kalimat Bahasa Jepang menggunakan pola yang tidak lazim digunakan oleh bahasa lainnya. yaitu “Subjek – Objek – Predikat”. Kalau kata murid saya, susunan kalimat bahasa Jepang “jungkil balik”.
Huruf Jepang
Saya dan seluruh pembelajar Bahasa Jepang lainnya mungkin sependapat bahwa bagian inilah yang dianggap sebagai bagian yang paling sulit dari Bahasa Jepang. Seperti kita ketahui, bahasa Jepang mempunyai 3 jenis tulisan, yaitu hiragana, katakana dan kanji. Untuk huruf hiragana dan katakana mungkin tidak terlalu sulit untuk dipelajari, namun untuk bagian kanji akan sangat melelahkan dalam mempelajarinya. Bayangkan saja, kita harus dapat hafal sekitar 2,000 kanji untuk bisa membaca koran dengan lancar.
Kosakata
Menurut survey dari National Institute for Japanese Language, majalah Bahasa jepang menggunakan sekitar 30,000 kata, namun 90% dari kata tersebut dibentuk dari sekitar 10,000 kata. Jadi kosakata Bahasa Jepang yang perlu kamu ketahui ada sekitar 10,000 kata (Untuk tingkat mahir).
Jumlah tersebut memang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Bahasa Inggris atau Spanyol yang hanya membutuhkan sekitar 3,000 kata untuk bisa menguasai bahasa tersebut, sedangkan Bahasa Perancis hanya membutuhkan 2,000 kata. Data tersebut berdasarkan Kotobano Chishiki Hyakka (the Encyclopedia of Words) yang diterbitkan tahun 1995.
Data-data berupa angka yang ada pada artikel ini didapat dari artikel yang dikeluarkan oleh “Japan Times”.
Perbedaan Partikel “wa” dan “ga”
Pembahasan mengenai perbedaan ke-dua partikel ini memang selalu menjadi masalah bagi pembelajar bahasa Jepang. Memang agak sulit untuk membandingkan keduanya dikarenakan perbedaan yang sangat tipis. Pada postingan kali ini saya akan mencoba memberikan sedikit penjelasan mengenai perbedaan antara kedua partikel tersebut.
Secara umum perbedaan antara wa dan ga adalah partikel wa digunakan sebagai menanda topik/tema kalimat sedangkan partikel ga digunakan sebagai penanda subjek. Bingung?? Tentu saja!!! Penjelasan diatas adalah penjelasan umum yang sering saya temui dan sebenarnya sama sekali tidak menjelaskan mengenai perbedaan tersebut.
Oke, sekarang saya coba untuk memeberikan contoh antar keduanya:
Mukashi, mukashi, otoko no hito ga
sunde imashita.
昔、昔、男の人が住んでいました。 Dahulu kala, tinggalah seorang pria.

Otoko no hito wa totemo
yasashikatta desu.
男の人はとても優しかったです。 Pria (tersebut) sangat baik hati.

Dari kalimat diatas mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa ada yang menggunakan partikel ga dan ada yang menggunakan partikel wa. Nah, secara umum, apabila subjek kalimat baru diperkenalkan untuk pertama kalinya di dalam percakapan, maka partikel ga yang digunakan. Sedangkan partikel wa digunakan apabila subjek kalimat (dalam konteks kalimat diatas adalah otoko no hito) sudah diperkenalkan sebelumnya.
Selanjutnya, bagaimana membedakan antara kalimat: watashi wa arif desu dengan watashi ga arif desu. Mana yang benar diantara 2 kalimat tersebut? Menurut saya keduanya benar!!! Lalu apa berbedaan antara 2 kalimat tersebut? Pebedaannya hanya terletak pada penekanan kata dari si pembicara. Apabila kamu mengatakan “watashi wa Arif desu” maka kamu menekankan kata Arif sebagai informasi yang ingin kamu tekankan. Dan apabila kamu mengatakan “watashi ga arif desu” maka kamu menekankan kata watashi sebagai informasi yang ingin kamu tekankan.
A: O-namae wa ?
お名前は?
B: Watashi wa Arif desu. 
私はアリフです。 A: Namanya?

B: Saya Arif.
Informasi yang ingin ditekankan adalah “Arif”.
A: Arif san wa dare desu ka. 
アリフさんは誰ですか?
B: Watashi ga Arif desu. 
私がアリフです。 A: Arif siapa/yang mana?

B: Saya Arif.
Informasi yang ingin ditekankan adalah “watashi”.
Sebenarnya masih ada beberapa point lagi yang harus kalian ketahui dalam kaitan perbedaan antara wa dan ga, namun untuk saat ini, saya hanya menjelaskan mengenai bagian yang paling sering ditanyakan. Apabila ada yang ingin menambahkan atau mungkin mengkoreksi penjelasan diatas, silakan tambahkan di halaman

Apa itu SSW/PBS?

SSW/PBS (Specified Skilled Workers/Pekerja Berketerampilan Spesifik) adalah kebijakan keimigrasian baru dari Pemerintah Jepang berupa penambahan 2 kategori baru status visa/status residensi bagi tenaga kerja asing di Jepang, yaitu pekerja terampil (skilled workers)/SSW(i) dan pekerja ahli (expert workers)/SSW(ii). Kebijakan ini dituangkan dalam amandemen Immigration Control and Refugee Recognition Act bulan Desember 2018, yang berlaku per 1 April 2019. Pemegang visa SSW dapat bekerja di perusahaan Jepang dengan hak dan kewajiban yang sama dengan pekerja Jepang.

BUDAYA MERAYAKAN TAHUN BARU DI JEPANG

Osoji atau Beres-beres di rumah ( membersihkan rumah )
Salah satu tradisi dan juga budaya yang dimiliki oleh masyarakat Jepangadalah Oosoji. Setiap akhir tahun para masyarakat Jepang tidak terkecuali mulai dari anak kecil hingga anak remaja yang baru masuk sma hingga orang tua akan membersihkan rumah mereka. Dan tentu saja hal ini untuk membuat rumah akan terlihat bersih menjelang akhir tahun.
Kadomatsu atau Hiasan yang dipasang diRumah
Salah satu budaya dan juga tradisi yang bisa ditemukan adalah Kadomatsu yang mempunyai makna hiasan yang diletakkan di pintu rumah ketika masa tahun baru tiba. Hal ini biasanya digelar hingga awal bulan Januari. Kadomatsu yang memiliki arti hiasan rumah tersebut akan terbuat dari bahan pohon pinus dan juga bambu serta pohon prem
Shimekazari atau Hiasan yang gantung dirumah
Sama halnya dengan Kadomatsu, Shimekazari juga mempunyai arti yaitu hiasan yang akan digantung di pintu rumah. Bedanya jika Shimekazari ini akan dibuat dari berbagai macam barang yang dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan. Dan Shimekazari ini kabarnya bisa menolak kesialan atau bala bagi masyarakat Jepang.
Kagamimochi atau Makanan mochi
Salah satu upacara atau budaya yang kerap dilakukan oleh masyarakat Jepang adalah Kagamimochi. Arti dari Kagamimochi ini adalah dua mochi yang memiliki bentuk besar dan kecil. Kedua mochi ini mempunyai diameter dengan ukuran 10 hingga 20 centimeter. Kedua mochi ini akan menjadi hidangan di meja makan khusus yang dilengkapi dengan jeruk.
Osechi-Ryori atau Masakan khusus Jepang
Kebiasaan lain adalah Osechi-ryori yang artinya adalah masakan khusus yang nantinya akan disantap setiap tanggal 1 hingga tanggal 3 di tahun baru. Wacana Osechi-ryori ini awalnya ditujukan untuk meringankan beban ibu rumah tangga di dapur mereka. Apalagi di tahun baru tamu dan juga semua keluarga berkumpul, sehingga ibu rumah tangga akan sangat sibuk menyediakan masakan.
Ozoni atau Sayuran sup dan mochi
Sama halnya dengan Osechi-ryori, maka Ozoni ini juga berupa makanan yang terdiri dari sup dan juga sayuran serta mochi yang sangat lezat. Bedanya jika Ozoni ini akan disantap tepat pada saat malam tahun baru. Kebiasaan ini sudah turun temurun sejak masa lampau hingga sekarang.
Joya no Kane atau Membunyikan lonceng
Kebiasaan dan juga kegiatan tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang adalah Joya no Kane. Kebiasan ini adalah membunyikan lonceng besar yang terdapat di kuil-kuil di Jepang. Membunyikan lonceng ini biasanya akan digelar pada pukul 12 tengah malam tepat saat terjadi pergantian malam tahun baru. Lonceng ini akan dibunyikan sebanyak 108 kali.
Toshikoshi Soba atau makan soba
Salah satu makanan tradisi masyarakat Jepang yang biasa disantap ketika malam tahun baru adalah Soba. Tradisi toshikosi soba ini biasanya akan dimakan pada malam pergantian tahun. Menurut cerita bahwa dengan menyantap soba ini bisa membuat hidup akan berjalan aman dan tidak akan menemui kesulitan serta panjang umur.

Shishimai atau pertunjukan barongsai
Tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang adalah Shisimai. Menurut bahasa atau bhs Jepang bahwa Shisimai ini adalah barongsai ala Jepang. Tradisi ini diperkenalkan oleh Dinasti Tang. Pertunjukkan Shisimai ini akan digelar di kuil-kuil setempat. Biasanya acara pertunjukkan ini digelar pada saat tahun baru. Dan sudah menjadi tradisi masyarakat jepang.
Toso atau minum sake
Salah satu kebiasaan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang terutama di bagian barat Jepang adalah toso. Yaitu menikmati sake yang akan diminum di pagi hari ketika memasuki tahun baru. Meminum sake juga tidak sembarangan. Harus menggunakan 3 piring dangkal dan ditumpuk menjadi satu. Sake ini ini memiliki kandungan aneka tanaman yang mempunyai makna bisa mendatangkan keberuntungan.

Selamat Hari Guru Nasional 2023

Hari Guru tiada lain ialah untuk menghargai dan mengapresiasi pengorbanan, kerja keras, upaya, hingga pengabdian para guru di berbagai penjuri Bumi Nusantara.
Sebagaimana yang kita ketahui dan rasakan bersama, perjuangan dan beban guru dalam mengajar sangatlah berat.
Guru mengajari kita dari yang awalnya tidak bisa baca tulis menjadi lancar berliterasi dan bernumerasi. Yang lebih penting daripada itu adalah perubahan perilaku kita, dari yang awalnya kurang baik menjadi lebih baik.
Pada tahun 2021 ini, peringatan Hari Guru Nasional masih berbarengan dengan pandemi corona. Sudah hampir dua tahun sistem pendidikan kita diuji. Silih berganti dari yang sebelumnya tatap muka menjadi daring, dan dari yang sebelumnya daring dikembalikan lagi menjadi tatap muka.
Atas dasar itulah, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengambil tema HGN, “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”.
Di sebalik tema tersebut sejatinya terkandung maksud bahwa pemerintah bertumpu harapan kepada para guru di Indonesia untuk bergerak dengan hati dalam memulihkan pendidikan.
Walau demikian, sungguh guru hanyalah seorang manusia biasa yang tidak dapat berjuang seorang diri. Maksudnya, tidak cukup hanya para guru saja yang memulihkan pendidikan di tengah pandemi melainkan kita semua juga mesti ikut berkontribusi.
Siswa misalnya, dituntut untuk bersemangat dalam belajar walau seperti apa pun keadaannya. Orang tua pula demikian, mereka diminta untuk bersedia membimbing anak belajar di rumah walau dalam kondisi sulit.
Para pemangku kebijakan sudah sewajarnya menerbitkan kebijakan-kebijakan yang melindungi hak-hak guru, memudahkan pekerjaan guru, serta menyediakan fasilitas terbaik guna pemenuhan pembelajaran dan pencapaian tujuan pendidikan.
Pada akhirnya, kesimpulan yang kita dapatkan adalah, untuk memulihkan pendidikan di era pandemi diperlukan kerja sama dari berbagai pihak terutama antar sesama pelaku pendidikan. Bekerja itu melelahkan, tapi kalau gerakannya datang dari hati, maka akan timbul rasa peduli.
Selamat Hari Guru Nasional Tahun 2021. Semoga Guruku Senantiasa Sehat dan Bahagia Selalu

父の日(Hari Ayah )

Chichi no Hi merupakan salah satu bentuk perayaan di Jepang yang diadakan rutin tiap tahunnya. Chichi no Hi atau perayaan hari ayah dalam kebudayaan Jepang adalah bentuk kebudayaan yang turun-temurun dilaksanakan dalam masyarakat Jepang. Sebagai bentuk perayaan yang tiap tahun diadakan, Chichi no Hi memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Jepang.

Chichi no Hi dikenal sebagai hari ayah di Jepang yang ditetapkan pada hari minggu ketiga di bulan Juni. Chichi no Hi ini dirayakan setiap tahunnya oleh masyarakat di Jepang. Arti penting Chichi no Hi dalam lingkup masyarakat Jepang merupakan sebuah momen untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan rasa hormat.

Dalam budaya jepang, menunjukkan rasa syukur kepada seorang ayah dilakukan dengan meluangkan waktu bersama pada hari tersebut. Selain meluangkan waktu, biasanya mereka yang masih memiliki ayah memberikan hadiah atau bingkisan yang beragam isinya. Tak jarang pula, para remaja di jepang menghabiskan banyak uang untuk membeli hadiah agar dapat diberikan kepada ayahnya.

Ternyata diIndonesia juga ada Chichi no Hi (Hari Ayah). Namun tanggal dan konsepnya sedikit ada perbedaan. Pada hari ini tanggal 12 November 2023 adalah Hari Ayah di Indonesia, saya diundang dari tempat sekolah anak saya Pandu Dzikry Lamandu untuk mengikuti acara Hari Ayah disekolah IT Harum Karawang.

Saya melihat acara Hari Ayah pada hari ini cukup bagus, jalan pagi, sarapan, mendengarkan tausiah dan muhasabah bersama anak, Semoga perayaan Hari Ayah di Indonesia dibuat seperti ini khususnya daerah karawang jawa barat.

Selamat Hari Ayah semoga jasamu dikenang generasi muda penerus bangsa ini.

New Class

Halo,konnichiwa.
Bagi pemuda/di indonesia khususnya pemuda/di karawang-Jawa barat. Ayooo kembangkan skill bahasa asing anda.
Sekai Elite Education siap membantu dan mewujudkan impian kalian semua.Kini Sekai Elite Education telah bekersama dengan beberapa Sekolah di Neg Sakura Jepang.

Sejarah